Selasa, 07 Maret 2017

BAB I TITIK DAN KURVA PADA SISTEM KOORDINAT

A. SISTEM KOORDINAT KARTESIUS

Sistem koordinat kartesius diciptakan oleh filsuf dari Perancis, bernama Descartes yang ia jelaskan dalam bukunya (Smith & Lathan 1957). Istilah Kartesius sendiri istilah latin dari Descartes yang mana digunakan untuk mengenang beliu yang membuat peranan besar dalam menggabungkan aljabar dan geometri.

Dalam geometri analitik, akan mengkajian objek-objek geometri menggunakan sistem koordinat kartesius dengan menggunakan konsep geometri dan aljabar sekaligus.
Gambar 1. Sistem koordinat kartesius

Terlihat dari gambar 1, terdapat dua garis yang saling tegak lurus, satu garis digambar secara horizontal (mendatar) dan yang lain digambar secara vertikal (tegak). Terdapat titik potong dua garis tersebut yang disebut titik asal.
Garis mendatar disebut sumbu x. Pada sumbu x, terdapat dua bagian, yang pertama sumbu x positif yang dimulai dari titik 0 ke kanan, sedangkan dari titik 0 ke kiri dinamakan sumbu x negatif dimulai dari 0 ke kiri.
Garis tegak disebut sumbu y. Pada sumbu y, terdapat dua bagian pula, yang pertama sumbu y positif yang dimulai dari titik 0 ke atas, sedangkan dari titik 0 ke bawah dinamakan sumbu y negatif dimulai dari 0 ke kiri.

Dua garis yang saling tegak lurus pada sistem koordinat kartesius ini dinamakan sistem koordinat kartesius tegak lurus. Sistem koordinat ini digunakan untuk menentukan letak/posisi suatu titik pada bidang datar.


Gambar 2. Contoh penyajian titik-titik pada sistem koordinat kartesius

Pada gambar 2, titik A terletak 3 satuan ke kanan (arah positif) dari sumbu y dan 4 satuan ke atas (arah positif) dari sumbu x dan ditulis A(3,4). Panjang OP menyatakan absis (absisca) titik A. Panjang AP = OQ menyatakan ordinat (ordinate) titik A.
Segitu pula dengan titik B yang terletak 2 satuan ke kiri (arah negatif) dari sumbu y dan 2 satuan ke atas (arah positif) dari sumbu x dan ditulis B(-2,2). Panjang OR menyatakan absis (absisca) titik B. Panjang BR = OS menyatakan ordinat (ordinate) titik B.

Sumbu-sumbu koordinat, yaitu sumbu x dan sumbu y membagi bidang datar menjadi 4 daerah yang masing-masing disebut kuadran, yaitu kuadran I, kudaran II, kuadran III, dan kuadran IV.
Gambar 3. Daerah kuadran pada sistem koordinat kartesius


B. TITIK



Titik merupakan suatu objek yang tidak memiliki besaran (panjang, tinggi, tebal, dll) namun mempunyai letak/posisi dan biasa di tulis dengan huruf kapital seperti A, B, C, P, dll.
 Gambar 4. Posisi titik A pada sistem koordinat


Letak/posisi titik tidak selalu harus pada koordinat. Terlihat pada gambar 5, titik P terletak antara garis a dan garis b.



Gambar 5. Titik P terletak antara garis a dan garis b


1. KEDUDUKAN TITIK-TITIK

Teorema-teorema dasar tentang kedudukan titik-titik (Fundamental Locus Theorems) sebagai berikut,

TEOREMA 1.1
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari sebuah titik A adalah sebuah lingkaran yang berpusat di A dan berjari-jari d.
 Gambar 5. Teorema 1.1



TEOREMA 1.2
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari sebuah garis a  adalah sepasang garis-garis sejajar yang masing-masing berjarak d dari garis a.
Gambar 6. Teorema 1.2


TEOREMA 1.3
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua buah titik A dan B adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector) yang tegak lurus  terhadap ruas garis AB dan membagi AB menjadi dua bagian sama besar.
Gambar 7. Teorema 1.3


TEOREMA 1.4
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua garis yang sejajar yaitu l1 dan l2 merupakan sebuah garis diantara keduanya dan sejajar dengan kedua garis tersebut.
Gambar 8. Teorema 1.4


TEOREMA 1.5
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap dua garis yang berpotongan yaitu a dan b, adalah sepasang ruas garis (disebut bisectors) yang membagi dua sama besar sudut-sudut yang yang dibentuk garis a dan b.
Gambar 9. Teorema 1.5


TEOREMA 1.6
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari kedua sisi sebuah sudut adalah sebuah ruas garis yang membagi dua sudut tersebut (bisector of angle).
Gambar 10. Teorema 1.6


TEOREMA 1.7
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua buah lingkaran konsentris (concentric circles) adalah sebuah lingkaran yang konsentris terhadap kedua lingkaran tersebut dan berada tepat di tengah keduanya.
Gambar 11. Teorema 1.7


TEOREMA 1.8
Kedudukan titik-titik pada jarak tertentu dari sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari lebih panjang dari jarak tersebut merupakan sebuah pasangan lingkaran konsentris, di mana masing-masing kedudukan titik tersebut berada di salah satu sisi lingkaran pada jarak tertentu tersebut.
Gambar 12. Teorema 1.8 

TEOREMA 1.9

Kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu dari suatu lingkaran berjari-jari kurang dari jarak tersebut merupakan sebuah lingkaran yang berada di luar lingkaran pertama dan saling konsentris.

Gambar 13. Teorema 1.9


2. JARAK DUA TITIK PADA BIDANG DATAR



Gambar 14. Posisi dua titik pada bidang datar yang memiliki jarak

Pada gambar 14, dua buah titik berbeda akan berada pada posisi yang berbeda. Jarak kedua titik tersebut dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Buatlah dua titik berbeda yaitu A dan B lalu hubungkan dengan sebuah ruas garis.
2) Buat sebuah garis melalui A dan sebuah garis lain yang melalui B sehingga kedua garis berpotongan tegak lurus.
3) Tentukan titik potong kedua garis yaitu C sehingga diperoleh segitiga siku-siku ACB atau BCA lalu ukur panjang ruas garis CA dan CB

4) Tentukan panjang ruas garis AB dengan menggunakan Teorema Phytagoras:


Lalu, kita misalkan koordinat titik A(x1, y1) dan B(x2, y2) maka dapat dibuat sebuah segitiga siku-siku ABC dengan titik C(x2, y1) seperti pada gambar 15.

Gambar 15.

Maka jarak titik A dan B yaitu, 
Share:
Lokasi: Bengkulu, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar